![]() |
Kementan optimis masalah ketersediaan dan distribusi stok pangan terkendali meski ada beberapa kendala |
"Jadi kita harus optimistis," ucap (7/5). Meski demikian, kata Kuntoro, pertumbuhan bulan ini terjadi pelambatan karena terjadi pergeseran di musim panen raya yang biasanya jatuh pada Maret seperti pada 2019. Pelambatan tersebut dari Q1 2019 yoy yang hanya tumbuh 1,82 persen. "Nah tahun ini panen raya malah terjadi pada April 2020. Kita berharap dampak panen raya kelihatan di Q2 dan bisa memberikan kontribusi yang positif," harapnya.
Kuntoro menjelaskan, subsektor yang mengalami pelambatan antara lain tanaman hortikultura sebesar 2,55 persen, peternakan hanya tumbuh 2,86 persen. Seperti diketahui, Kementan telah mengembangkan strategi sistem logistik nasional dalam menyederhanakan rantai pasok dan intervensi distribusi. Kementan juga berupaya melakukan sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak dalam menjaga ketersediaan dan distribusi pangan, khususnya pada 11 komoditas bahan pokok.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam beberapa kesempatan menekankan, salah satu strategi solusi distribusi dengan mengalihkan komoditas dari daerah surplus ke daerah defisit. Untuk saat ini, setidaknya ada 28 provinsi dalam kondisi terkendali.
Perlu diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis ketersediaan pangan nasional hingga Juni 2020 yang diperkirakan surplus beras 6,4 juta ton, Jagung 1,01 juta ton, bawang merah surplus 330.384 ton, gula pasir 1,07 juta ton, dan minyak goreng surplus 5,7 juta ton.
Untuk komoditas beras, stok beras akhir Maret 2020 sebanyak 3,45 juta ton. Rinciannya di Bulog 1,4 jt ton, di penggilingan 1,2 jt ton, di pedagang 754.000 ton, dan di Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) 2.939 ton. "Jumlah ini pun belum termasuk stok di masyarakat lainnya seperti di rumah tangga dan hotel, restoran, dan kafe (Horeka)," ungkap SyahruI (dh).