-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Iklan

Mentan Syahrul Berdayakan Perwakilan RI Buka Akses Pasar Dunia Produk Pertanian

Sabtu, 11 Januari 2020 | Januari 11, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2020-01-18T06:39:02Z
Mentan lanjutkan Pesan Presiden untuk genjot ekspor produk Pertanian ke pasar dunia
Jakarta (#Bogor) - Saat Rapat Koordinasi seluruh perwakilan RI di luar negeri, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo secara khusus meminta komitmen para Kepala Perwakilan untuk mendukung peningkatan ekspor pertanian. "Kementan punya Program Gratieks. Gerakan Tiga Kali Ekspor. Kita mau ekspor kita meningkat tiga kali lipat. Dan ini butuh akses pasar. Saya minta dukungan kalian untuk membuka akses pasarnya," kata Syahrul yang menjadi pembicara bersama Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan.

Syahrul mengungkapkan Kementeriannya siap memfasilitasi kebutuhan bahan pangan, maupun bahan baku industri pangan seluruh negara di dunia. Sebagai contoh, sektor perkebunan Indonesia berkontribusi hingga US$ 14,61 milliar, dan perlu didorong sektor lainnya, mengingat potensinya sangat baik.

"Saya ingin ekspor kita bisa menembus 2000 Trilliun. Dan itu bisa bila kita semua bersama dan bersinergi," ajaknya. Menurutnya, “pertemuan ini strategis, karena kita punya sumberdaya yang besar, dan petani akan mendapat banyak nilai tambah dengan ekspor, dan tentu membantu devisa negara,” ungkapnya.

Kepala Perwakilan RI di Brunei Darussalam, memberi tanggapan agar memaksimalkan pemanfaatan direct trade via natuna, selain melalui Singapura yang selama ini menjadi hub utama di ASEAN. Jalur ini dianggap efektif dapat memangkas waktu dan ongkos pengiriman barang. Selain itu potensi ekspor produk peternakan sangat terbuka di Brunei.  Untuk wilayah Eropa, Kepala Perwakilan RI di Bosnia dan Herzegovina mengatakan adanya komoditas sangat potensial untuk menguasai pasar Bosnia meliputi kakao, kacang tanah, dan palm oil fat.

Sehari sebelumnya, Presiden Jokowi saat membuka rapat kerja Kepala Perwakilan RI dengan Kementerian Luar Negeri, meminta 70-80 persen tugas para duta besar berfokus pada diplomasi ekonomi.
Menurut Jokowi, Duta besar harus paham terkait perubahan minyak kelapa kopra menjadi avtur. Dia pun meminta para mereka bisa mencari investor.

"Juga yang berkaitan B20, B30, B50 sampai nanti B100 dari CPO, dari kelapa sawit, meskipun para ahli kita ini yang menemukan mereka, tapi siapa yang berproduksi? cari investasi di bidang ini jadi ekspor kita tidak bahan atau raw material lagi," papar Jokowi (dh).
×
Berita Terbaru Update