-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Iklan

Berbagai Kesepakatan Strategis Dicapai RI-UEA

Rabu, 15 Januari 2020 | Januari 15, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2020-01-18T04:25:50Z
Presiden Jokowi di Abu Dhabi sepakati berbagai perjanjian strategis
Abu Dhabi (#Bogor) - Menko Kemaritiman da Investasi Luhut B. Pandjaitan menyebut Putra Mahkota UEA Sheikh Mohammed bin Zayed (MBZ) bersedia menjadi Ketua Dewan Pengarah pembangunan Ibu Kota Baru. “MBZ akan menjadi ketuanya dengan dua orang anggota, yaitu Masayoshi Son dan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair. Di atasnya ada Presiden Joko Widodo yang akan menjadi Penganggung Jawab," kata Luhut usai mendampingi Presiden Joko Widodo bertemu dengan Putra Mahkota MBZ dan Masayoshi Son, di Abu Dhabi (14/1). Masayoshi Son adalah salah satu orang terkaya di Jepang, pendiri SoftBank dan Chief Executive Officer dari SoftBank Mobile.

"Putra Mahkota MBZ mengatakan, ini merupakan penghargaan baginya dapat berperan dalam pembangunan negara muslim terbesar. Dewan Pengarah ini perannya nanti memberikan advis dan arahan, diharapkan juga dengan hadirnya mereka, akan menambah keyakinan para investor untuk menanamkan modal mereka di Ibu Kota Baru," jelas Luhut.     

Sebelumnya, Menko Luhut mendampingi Presiden dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Armenia Armen Sarkissian yang menawarkan kemungkinan kerja sama di bidang sains dan teknologi. "Armenia adalah negara yang unggul dalam bidang-bidang tersebut dan ternyata mereka punya mangrove yang baik, kita akan lihat jika cocok ditanam di Indonesia mungkin kita bisa kembangkan untuk memperkuat carbon trade,” jelas Luhut.   

Luhut mengatakan dalam pertemuan antara Presiden, MBZ, dan Masayoshi Son dibahas pula rencana struktur dan finalisasi Dana Abadi/Sovereign Wealth Fund (SWF), yang akan dilakukan akhir bulan ini di Tokyo.   

"Finalisasinya akan dilakukan oleh Menteri BUMN dan wakilnya, ada dari tim Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi serta penasehat hukum. Kami melibatkan ahli hukum karena berencana membuat UUnya. Ini kan melibatkan dana dari luar negeri, auditnya pun akan dilakukan badan yang kredibel, auditor internasional yang independen mungkin akan dilibatkan sehingga tidak merusak kepercayaan para pemilik dana. UEA sudah berpengalaman mengelola SWF di negara lain, seperti Mesir dan India sehingga mereka bisa mengantisipasi masalah apa saja yang biasanya yang muncul," papar Luhut.   

Setelah finalisasi SWF sekitar pertengahan tahun ini, akan digunakan untuk pembangunan Ibu Kota Baru, serta pada sektor lain, seperti infrastruktur dan investasi. SWF pada intinya adalah  lembaga yang bertugas untuk mengelola dana abadi yang berasal dari dana tabungan sebuah negara. Menko Luhut juga mengatakan, ia dan pemerintah akan terus mengawal ini agar sukses.     

"Hal seperti ini tidak bisa berhasil jika kita tidak melakukan apa-apa. Kerja sama dengan UEA ini berhasil setelah puluhan  atau ratusan kali bertelepon atau melalui pesan singkat dengan Menteri Suhail atau Putra Mahkota. Atau berkali-kali saya datang langsung kesini menemui mereka. Kita harus tekun dan kerja keras. Seperti yang sudah sering saya sampaikan sebagai pejabat kita tidak bisa hanya duduk saja menunggu orang datang. Kita yang harus menjemput bolanya," kisahnya.     

Terbukti, kerja sama ekonomi Indonesia-UEA dengan proyek senilai USD 22,89 miliar USD dimana partisipasi UEA sekitar 33% (USD 6,8 miliar USD) dapat disepakati dalam waktu enam bulan. “Komunikasi yang mudah juga tidak mudah terjadi, kita harus membangun _trust_ dan harus tahu bagaimana memposisikan diri," ujarnya (ma).
×
Berita Terbaru Update