-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Iklan

Uji Klinis Jambu Biji, Jahe Merah, Minyak Kelapa dan Pilkina Cegah Covid-19 Terus Dilakukan

Senin, 04 Mei 2020 | Mei 04, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2020-05-04T01:47:02Z
Menristek Bambang Brojonegoro sebutkan banyak hal sedang diteliti untuk menjadi obat cegah covid-19
Jakarta  (#Bogor)  –  Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Riset dan Teknologi (Menristek)/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sedang uji klinis terhadap jahe merah, jambu biji dan minyak kelapa murni yang diharapkan bisa meningkatkan ketahanan tubuh dari paparan Covid-19.

"Kita sudah melakukan baik sistematic review, kemudian studi bioinformatika dan saat ini sedang melakukan uji klinis, terutama di Rumah Sakit Wisma Atlet, untuk bahan-bahan seperti jahe merah, jambu biji dan kemudian juga virgin coconut oil," kata Menristek Bambang P. S. Brodjonegoro dalam keterangan resmi di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Minggu (3/5).

Bambang menyebut, kementeriannya berharap dapat mendayagunakan suplemen yang sudah ada mengandung bahan-bahan tersebut sehingga diharapkan cocok untuk meningkatkan daya tahan tubuh guna dapat mengatasi penyakit Covid-19. “Paling tidak (dapat) meningkatkan daya tahan terhadap Covid-19 ataupun kemudian menghasilkan suplemen baru yang diharapkan bisa menumbuhkan daya tahan tubuh terhadap Covid-19," ucapnya.

Sementara untuk obat yang diharapkan dapat mengatasi penyakit Covid-19, Menristek mengatakan sedang melakukan uji klinis terhadap berbagai macam obat yang direkomendasikan dari luar negeri, baik avigan, chloroquine dan tamiflu, selain juga obat pil kina yang sedang dikembangkan di Indonesia. “Pil kina (ini) sedang kita uji sebagai salah satu alternatif obat yang barangkali bisa meringankan beban penderita COVID-19," jelasnya.

Selain itu, Kemenristek juga sedang melakukan riset terhadap convalescent plasma sebagai terapi untuk pasien Covid-19. “Di mana plasma dari pasien yang sudah sembuh itu kemudian dicoba diberikan sebagai terapi untuk pasien Covid-19 yang sedang dalam kondisi berat," paparnya. Penelitian yang sudah mulai dilakukan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto terhadap convalescent plasma tersebut, kata Bambang, menunjukkan hasil cukup melegakan, meski masih memerlukan riset dalam skala besar.

Oleh karena itu, Kemenristek/BRIN bersama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan melakukan riset yang lebih besar dan melibatkan banyak rumah sakit di berbagai daerah di Indonesia, tidak hanya di Jakarta, untuk mengembangkan convalescent plasma. "Misalkan di Malang, di Yogyakarta, Surabaya, Solo maupun tempat-tempat lainnya," tambah Menristek.
Ia berharap convalescent plasma tersebut dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan kesembuhan penderita Covid119.

Selain convalescent plasma, Kemenristek juga sedang mengembangkan serum anti-Covid-19. “Kita mencoba membuat serum anti-Covid-19 yang merupakan kerja sama antara Biofarma, LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan IPB (Institut Pertanian Bogor), yang kita harapkan nantinya juga bisa menjadi alternatif untuk meningkatkan kesembuhan dari Covid-19,” ungkapnya (bnpb/ma).

Foto: bnpb
×
Berita Terbaru Update